Dimulainya era broadband termasuk mulai luasnya layanan 4G di Indonesia, kini mulai banyak aplikasi VideoCall yang bisa digunakan di ponsel pintar dan komputer.
Adanya VideoCall ini menembus jarak, waktu, dan ruang untuk melakukan komunikasi tatap muka tanpa harus menggunakan kehadiran fisik/badan. Temu kangen dengan keluarga yang terpisah jauh bisa dilakukan setiap saat.
Beberapa ini aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan untuk Video Call :
- WhatsApp : Baru saja launching layanan tambahan VideoCall-nya. Bisa digunakan untuk panggilan antar smartphone (Android, iPhone, dan Windows Mobile).
Versi PC/Web-nya hanya bisa untuk mirror chatting yang ada di ponsel.
Enaknya aplikasi ini adalah Identitas cuma menggunakan nomor ponsel dan verifikasi via SMS.
- ICQ : Pioneer aplikasi pesan singkat di awal tahun 90an, masih eksis hingga sekarang. Bayangkan pengalamannya dalam perpesanan singkat. Bisa berjalan paralel di ponsel dan PC.
Untuk videocall (saat 2 perangkat sudah login), memilih antara PC atau smartphone.
Awalnya, identitas menggunakan UIN (semacam PIN BBM) atau alamat email dan password.
Kini pendaftaran (baru)-nya cukup sederhana, seperti WhatsApp yaitu nomor ponsel dan verifikasi via SMS.
- Line : Aplikasi ini cukup populer, termasuk layanan Video Call nya. Dengan banyaknya isi layanan, user yang memakai pun cukup banyak.
- Skype : Aplikasi ini juga cukup lama beredar, dan kini jadi milik Microsoft. Cukup handal.
- BBM : Dulu sempat hits di Indonesia, sebagai perangkat (ponsel) khusus Chatting dengan identitas PIN-nya. Sekarang sudah terbuka di OS lain, dan fasilitas berkembang hingga VideoCall.
Mengenai kualitas videocall dari masing-masing aplikasi di atas, tergantung pada :
- Jaringan/bandwidth (3G/4G/WiFi/broadband lain) yang digunakan kedua belah pihak
- Kualitas/Spesifikasi gadget yang digunakan kedua belak pihak.
Jika perangkatnya kurang mumpuni, proses kirim camera+suara dan terima gambar+suara pun akan berbeda dengan perangkat yang lebih baik. - Bandwidth (milik server hingga ke user) dan kualitas layanan dari aplikasi tersebut.
Jika server layanan terletak di luar negeri yang bandwidthnya kecil untuk sampai ke Indonesia, bisa dibayangkan kualitas koneksinya.
Jika hanya membutuhkan komunikasi suara (telephony, voice call) yang aman/ter-enkripsi, kenapa tidak menggunakan Signal dari OpenWhispers yang direkomendasi Edward Snowden?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar