Selasa, 23 Desember 2008

Router SpeedUp SU-8800MBR: Kemarin Beli, hari ini DISCONTINUED

Sedihnya... baru beli kemarin (22-Des-08) di Pameran Mangga Dua Mall. Hari ini cek di websitenya, ada stempel "DISCONTINUE".
Pamerannya MLW Telecom ngabisin barang discontinued kali ya?

[Update 2-Jan-09] Stempel Discontinue jadi hilang saat cek ke websitenya lagi.

Router untuk modem wireless ini (saya sebut ini, karena modul modem-nya terpisah) jika dilihat2, merupakan produk luar yang diberi merk lokal (OEM), dan diedarkan oleh MLW Telecom.
Jika cari di Ebay, bisa ditemukan router ini juga, tetapi tanpa merk SpeedUp.

Pagi ini saya coba menggunakan modem Huawei E620 dan IM2 Classy, speed yang diperoleh dari speedtest sebesar 800kbps saja. Apakah ini masalah di IM2 atau yang lain, masih dalam pencarian.

Yang membedakan produk ini dibanding Huawei E960 adalah, router ini bisa diganti dengan modem CDMA/EVDO, jika network coverage-nya memungkinkan.

Di box router ini, dicantumkan opsional dari power adaptor, yaitu Car Adaptor. Sayangnya, car adaptor ini menurut penjaga stand pamerannya, masih belum ada. Mungkin jika tahu car adaptor universal yang pas & cocok voltase-nya, bisa digunakan untuk router ini. Lumayan, bisa untuk mendadak kirim email atau Internet Banking di tengah jalan.

Seperti halnya Huawei E960, router ini menggunakan "Linux" box sebagai operating system-nya. Dari model Log yang ditampilkan dalam console browsernya, ethernet link dinyatakan sebagai br0.

Anda tertarik? sayang, barang ini udah discontinued.
[Update 2-Jan-09] Stempel Discontinue sudah hilang saat cek ke websitenya lagi.

Untuk Router sejenis (yang bisa dicolok modem 3G), masih ada D-Link yang harganya di kisaran Rp 3juta.
Untuk Router yang sudah nempel modul HSDPA modemnya (misalnya Huawei E960 yang diedarkan Simpatindo.com dan Bhinneka.com) harga resminya masih mahal, berkisar diantara Rp 3juta ke atas.
Tetapi biasanya mendapat Garansi minimal 1 tahun dan sudah ada sertifikasi alat dari Dirjen Postel.

Minggu, 21 Desember 2008

Nokia 5700 sebagai modem di Mandriva Linux

Dengan WVDial, urusan modem di Linux jadi mudah :)

Berada di tengah-tengah dunia tanpa Hotspot, menjadikan rasa penasaran untuk memanfaatkan yang ada agar bisa terhubung ke Internet.

Berbekal OS Linux Mandriva 2009.1 (Free Edition) dan HP Nokia 5700, saya coba hubungkan via kabel miniUSB yang selalu ikut dalam ransel. Terhubung sebagai koneksi "Nokia PCSuite", Nokia 5700 dikenali dan diassign sebagai port ttyACM0.
Seperti koneksi modem 3G yang lain, menggunakan wvdialconf untuk membuat file configurasi. Lalu edit wvdial.conf-nya, isi parameter username dan password sesuai ISP/Operator yang digunakan.

Nokia 5700 hanya memiliki koneksi maksimum UMTS (3G biasa). ZTE C300 (paket Fren/Hepi) juga bisa digunakan sebagai modem (ttyUSB0), tetapi kecepatan yang bisa diperoleh cukup parah.

Jadi, kalau cuma butuh koneksi internet 3G yang kadang-kadang saja, bisa menggunakan OS Linux (Mandriva dan Ubuntu bisa install wvdial dari repositories-nya) dan HP Nokia 5700.
Tinggal pilihan operator saja yang menentukan kualitas koneksi.

Kamis, 18 Desember 2008

FrontAccounting : ERP simpel banget

Pusing dengan sangat kompleks-nya OpenBravo, saya coba cari lagi ERP yang lebih simpel.
Dari SourceForge, ditemukanlah FrontAccounting (www.frontaccounting.net). ERP yang sangat simpel, berbasis web (PHP script) bisa di atas platform Linux atau Windows. Jika diinstall di atas web server Linux, bisa jadi ini ERP yang free.

Karena menggunakan PHP script, source dari ERP ini sangat terbuka untuk modifikasi. Database server menggunakan MySQL, yang bisa juga dihubungkan dengan aplikasi lain. Aplikasi berbasis Windows pun bisa terhubung ke server ini menggunakan ODBC.

Modul yang tersedia lumayan komplit, dari Purchasing, Manufacture, Sales, Item Inventory, dan General Ledger.
Invoice/Order/Report yang dihasilkan dalam format PDF, yang bisa dikirimkan via email langsung ke Supplier atau Customer.

Ada beberapa kekurangan yang bisa kita edit sendiri jika tahu PHP script, salah satunya pembagian dalam akses ke modul tertentu yang masih terlalu global.

FrontAccounting ini cukup cocok untuk perusahaan kecil yang tidak mau terlalu repot dalam implemen ERP.

Sabtu, 06 Desember 2008

Dunia Informasi dan Komunikasi yang makin Terpadu

Kilas balik ke tahun 80-90an, di mana internet masih belum menyentuh Indonesia, komunikasi terasa sangat mahal sekali. Telepon hanya ada di rumah saja. Itupun tidak semua rumah ada telepon.
Ada beberapa komunitas yang memanfaatkan komunikasi gratis via radio dengan bergabung ke organisasi Amatir Radio (Orari) dan RAPI. Amatir Radio harus melewati ujian/tes untuk dapat berkomunikasi dengan anggota lain di Indonesia ataupun di luar negeri. Pada saat acara-acara tertentu/khusus, peran Orari dan RAPI sangat membantu dengan posisi Bantuan Komunikasi (Bankom). Saya sendiri pernah beberapa kali ikut berperan dalam Bankom di kampung halaman.

Internet mulai berkembang pada tahun 90an, dengan media yang masih sangat terbatas. Awal tahun 2000, internet masih membutuhkan leasedline atau modem biasa, untuk terhubung. Ada beberapa inovasi dari dunia amatir radio, dengan menggunakan HT sebagai media pengganti modem. Karena kecepatan yang diperoleh 4.8kbps masih jauh dari modem (33.6kbps), inovasi radio packet ini tidak berkembang dengan pesat.

Berkembangnya GSM pada tahun 2000an ini masih berkutat di sekitar voice saja. Sampai tahun 2002an, HP Siemens C35i saya hanya masih bisa terhubung ke internet XL via CSD (dialup dalam GSM). Setelah CSD tidak terlalu berkembang (karena mahal dan lambat), muncul GPRS di Indonesia. Akses internet via GPRS menjadi booming saat Satelindo saat itu membuat promo GPRS unlimited seharga Rp 25.000,-
Perkembangan ini yang membuat banyak inovasi yang berkembang di Indonesia, seperti ADSL, 3G, Wireless Internet (WiFi), dan lain-lain.
Selain itu, perkembangan switching komunikasi telepon juga makin berkembang. Telepon makin berkembang ke arah komunikasi berbasis IP (internet protocol), yang berarti komunikasi pun akan menggunakan teknologi internet (atau minimal protokolnya internet).

Perkembangan yang menuju ke arah ini akan semakin menguntungkan masyarakat. Harga komunikasi akan menjadi murah karena teknologi voice berbasis IP. Untuk terhubung ke dunia informasi pun juga semakin cepat, mudah, dan murah, karena makin banyak operator 3G yang memperluas jaringannya.

Jumat, 05 Desember 2008

Axioo TVS712 dan Mandriva 2009.0

Ada posting kecil di http://www.linux4all.net/axioo_neon_tvs_series yang berisi bahwa "saya sudah berhasil install Linux tanpa noacpi di Axioo TVS".
Posting tersebut memancing saya untuk mencoba distro Linux baru ini.
Download Mandriva One (yang Mandriva Free belum kuat download-nya) pakai Fastnet memakan waktu 4 jam lebih.
Lama pakai Ubuntu membuat saya kagok pakai Mandriva ini.
Walau hampir semua hardware dikenali (indicator batre, wifi, webcam, vga) tanpa modifikasi, saya masih belum menemukan cara untuk menggunakan Huawei E620+Converter yang sebelumnya jalan di Ubuntu. Untuk Huawei di Windows sudah tidak ada harapan lagi (sudah dicoba juga di IT Clinic-nya Axioo).
Perbedaan lainnya, repositories lengkap di Indonesia seperti Ubuntu masih belum ada. Untuk install gksudo (maaf, saya terbiasa dengan ini), saya harus connect ke server di Taiwan.
Ada yang beda dari Mandriva dibanding Windows, baterainya lebih lama/awet dipakainya. Kalau Windows, maksimum 30 menit dari baterai 100% sampai 10%. Di Ubuntu masih belum bisa dibandingkan, karena ACPInya belum berfungsi di OS ini.

Demi stabilitas Axioo TVS712, saya harus belajar adaptasi dengan Mandriva 2009 ini.