Dengan Planning Jangka panjang : membuat VPN LAN-to-LAN yang menghubungkan 2 LAN kantor yang berbeda lokasi via koneksi internet, saya pertama kali coba install Ubuntu VPN server.
Dengan bahasa saya, VPN merupakan sebuah jalur yang menyambungkan LAN A ke LAN B yang tidak terhubung secara langsung, tapi kedua LAN tersebut terhubung ke internet.
Syarat minimal, VPN Server memiliki 2 interface : 1 IP Public dan 1 IP LAN.
VPN Server yang diinstall pptpd (menggunakan Synaptic atau apt-get).
Setelah terinstall, edit konfigurasinya di file /etc/pptpd.conf , bikin username di file /etc/ppp/chap-secrets, dan edit konfigurasi di /etc/ppp/pptpd-options.
pptpd.conf berisi konfigurasi IP LAN.
pptpd-options berisi data IP, misalnya DNS server, WINS server, dll.
Setelah terconfigure semua, coba tes dari client menggunakan DialUp dulu, lalu VPN ke IP Public VPN tersebut.
Minggu, 22 Juni 2008
Sabtu, 21 Juni 2008
Review Mobile Blogging pakai Nokia 5700
Sambil nungguin anak les, saya tes ngeblog pake Nokia 5700 untuk tulis artikel ini.
Modal lain : CBN 3G dan Opera Mini.
Ngetik pake 5700, serasa ngetik SMS. Keypadnya kan emang HP biasa.
Kalo ngetik banyak jadi pegel dan rawan ilang. Tadi saya gak sengaja pencet cancel, akhirnya ketikan yg udah banyak ilang ga ada bekas.
Di tempat les ini, sinyal 3G XL mantapps, full mentok.
Opera Mini 4.1 emang enak buat browsing. Tapi kalo blogging di blogspot, layoutnya berantakan nih.
Lagi ngimpi nih, bisa mobile blogging beneran pake Blackberry (sayang ga dapet di lombanya XL ini) atau pake Asus EEE yg mini itu.
BTW, thanks to all atas terpilihnya blog ini di Kompetisi Blog XL dalam rangka acara FKI/ICS.
Ngetik pake 5700, serasa ngetik SMS. Keypadnya kan emang HP biasa.
Kalo ngetik banyak jadi pegel dan rawan ilang. Tadi saya gak sengaja pencet cancel, akhirnya ketikan yg udah banyak ilang ga ada bekas.
Di tempat les ini, sinyal 3G XL mantapps, full mentok.
Opera Mini 4.1 emang enak buat browsing. Tapi kalo blogging di blogspot, layoutnya berantakan nih.
Lagi ngimpi nih, bisa mobile blogging beneran pake Blackberry (sayang ga dapet di lombanya XL ini) atau pake Asus EEE yg mini itu.
BTW, thanks to all atas terpilihnya blog ini di Kompetisi Blog XL dalam rangka acara FKI/ICS.
Senin, 16 Juni 2008
Buat Hotspot Gratis Sederhana murah meriah
Koneksi Internet Broadband murah meriah makin membanjiri wilayah ibukota dan beberapa wilayah kota lain.
Jika anda punya public area (misalnya Kafe, Warung, Tempat Belanja, dll)yang ingin dikasih fasilitas Hotspot sebagai nilai tambah, bisa aja nih.
Langkah terakhir, kasih tau posisinya ke saya agar saya bisa nebeng internetnya gratis. hehehe.
Ada tip cantik dari pemilik Warung di Yogyakarta (ada di harian Kompas beberapa minggu lalu), yang menyediakan hotspot gratis untuk pembelinya. Mereka disuguhi singkong goreng gratis juga. Tapi minumnya yang "mbayar". Alasannya, kalo makan singkong goreng kan "seret", pasti butuh minum. :D
Jika anda punya public area (misalnya Kafe, Warung, Tempat Belanja, dll)yang ingin dikasih fasilitas Hotspot sebagai nilai tambah, bisa aja nih.
- Langganan Internet Unlimited murah-meriah. Misalnya, FastNet atau Telkomsel Flash Unlimited atau Speedy Office Unlimited.
- Punya Modem/Router dan AccessPoint. Kalau pakai FastNet, tinggal beli AccessPoint yang sudah termasuk Router. Setahu saya, WAP termasuk router sederhana harganya sekitar 400-500ribu kok. Jika mau pakai Telkomsel Flash Unlimited, musti beli Router Wireless 3G (ada merk DLink) dan Access Point-nya. Speedy? sudah ada router+modem+AP.
- Setting AccessPoint-nya dengan NoEncryption.
- Atur Posisi AccessPoint agar tidak luber sampai luar area yg diinginkan. Kalau tempatnya kecil tapi punya AccessPoint yang powernya kuat, mungkin Anda terpaksa harus menambah tembok tebal di dekat pintu keluar, agar "hotspot" anda tidak ditebengi oleh orang (yang ada di) luar. :D
Langkah terakhir, kasih tau posisinya ke saya agar saya bisa nebeng internetnya gratis. hehehe.
Ada tip cantik dari pemilik Warung di Yogyakarta (ada di harian Kompas beberapa minggu lalu), yang menyediakan hotspot gratis untuk pembelinya. Mereka disuguhi singkong goreng gratis juga. Tapi minumnya yang "mbayar". Alasannya, kalo makan singkong goreng kan "seret", pasti butuh minum. :D
Kamis, 12 Juni 2008
Temu Pelanggan Selular dan Kompas 2008
Temu Pelanggan Selular 2008 oleh Kompas hari ini, merupakan keikutsertaan saya yang kedua. Tema tahun ini menyorot tentang perang tarif.
Masih dengan 4 operator tahun lalu, Mobile-8 (Fren, Hepi), Indosat (Matrix, Mentari, IM3), Telkomsel (kartuHalo, Simpati, kartuAS), dan XL (XPlor, Bebas, Jempol).
Mungkin operator-operator Selular (dan FWA) lain agak takut mengikuti acara ini, karena bakal "ditelanjangi" oleh para pelanggan yang membawa "bekal" setumpuk untuk mereka.
Oleh ibu Indah (YLKI) ditegaskan bahwa problem-problem yang diungkap hari ini, harus hari ini juga ditindaklanjuti. Saya setuju sih, karena beberapa operator lama dalam penyelesaian. Kalau nagih/motong pulsa cepet.
Ada salah satu statement dari ibu Indah yang saya ingat, "kalau ada perbaikan jaringan, mana pernah operator kirim SMS pemberitahuan? Sedangkan iklan, rajin sekali kirimnya"
Untuk diketahui, bahwa alasan perbaikan jaringan, jaringan rusak, dan jaringan-jaringan kambing hitam lain termasuk dalam salah satu "senjata pamungkas" operator dalam menghadapi komplen pelanggan.
Yang disampaikan para pelanggan kali ini masih belum berbeda dengan tahun lalu, mengenai kegagalan isi pulsa, gagal panggil, network coverage, dll.
Dan jawaban dari mereka juga tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, "akan kita investigasi lebih lanjut".
Yang agak aneh ada satu jawaban dari Indosat mengenai "kenapa IM3 saya tiap 9 menit selalu putus".
Mereka menjawab bahwa "untuk memberikan kesempatan bagi yang lain untuk menelpon murah".
Lah kalau ada perlu urgent berbicara lebih dari 9 menit, musti ke Wartel ya? :D
Keinginan saya untuk menyampaikan uneg-uneg tentang "billing system Matrix (Indosat) di network 3G" tidak tersampaikan karena tidak mendapat giliran "ngadu".
Intinya, perang tarif tahun 2008 ini membawa dampak yang hebat bagi pelanggan lain, yaitu nelepon & ditelpon jadi susah karena network busy.
Saya yang gak pakai kartu murah (saya pakai Matrix) ikutan susah nelpon dan ditelpon.
Masih dengan 4 operator tahun lalu, Mobile-8 (Fren, Hepi), Indosat (Matrix, Mentari, IM3), Telkomsel (kartuHalo, Simpati, kartuAS), dan XL (XPlor, Bebas, Jempol).
Mungkin operator-operator Selular (dan FWA) lain agak takut mengikuti acara ini, karena bakal "ditelanjangi" oleh para pelanggan yang membawa "bekal" setumpuk untuk mereka.
Oleh ibu Indah (YLKI) ditegaskan bahwa problem-problem yang diungkap hari ini, harus hari ini juga ditindaklanjuti. Saya setuju sih, karena beberapa operator lama dalam penyelesaian. Kalau nagih/motong pulsa cepet.
Ada salah satu statement dari ibu Indah yang saya ingat, "kalau ada perbaikan jaringan, mana pernah operator kirim SMS pemberitahuan? Sedangkan iklan, rajin sekali kirimnya"
Untuk diketahui, bahwa alasan perbaikan jaringan, jaringan rusak, dan jaringan-jaringan kambing hitam lain termasuk dalam salah satu "senjata pamungkas" operator dalam menghadapi komplen pelanggan.
Yang disampaikan para pelanggan kali ini masih belum berbeda dengan tahun lalu, mengenai kegagalan isi pulsa, gagal panggil, network coverage, dll.
Dan jawaban dari mereka juga tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, "akan kita investigasi lebih lanjut".
Yang agak aneh ada satu jawaban dari Indosat mengenai "kenapa IM3 saya tiap 9 menit selalu putus".
Mereka menjawab bahwa "untuk memberikan kesempatan bagi yang lain untuk menelpon murah".
Lah kalau ada perlu urgent berbicara lebih dari 9 menit, musti ke Wartel ya? :D
Keinginan saya untuk menyampaikan uneg-uneg tentang "billing system Matrix (Indosat) di network 3G" tidak tersampaikan karena tidak mendapat giliran "ngadu".
Intinya, perang tarif tahun 2008 ini membawa dampak yang hebat bagi pelanggan lain, yaitu nelepon & ditelpon jadi susah karena network busy.
Saya yang gak pakai kartu murah (saya pakai Matrix) ikutan susah nelpon dan ditelpon.
Rabu, 11 Juni 2008
Sinyal 3G saat pulkam 20 Maret 08
Pagelaran besar-besaran layanan 3G oleh semua operator membuat saya teringat kembali saat pulkam beberapa bulan lalu.
Libur panjang 20-23 Maret 08 kemarin, sambil bawa mobil sendiri sekalian nge-tes coverage operator 3G di kampung halaman, kota Demak.
Kota Demak berjarak udara 25km dari kota Semarang (di sebelah timurnya), terletak di jalur Pantura buatan Daendels.
Di kota ini, Speedy belum melayani.
Karena gak bisa puasa lama-lama dari GMail, kucoba pakai Huawei E620 (HSDPA PCMCIA) untuk akses internet sekaligus membuktikan seberapa "mobile"-nya para operator 3G kita di kampung.
Pertama-tama, pakai account CBN 3G (via XL), ternyata cuma dapat sinyal 2G (GPRS). Lambat deh. Berarti kalau pake XL aslinya juga sama, GPRS.
Ganti SIM card ke Matrix, koneksi cuma dapat EDGE/GPRS dan banyak bengongnya.
Pakai Telkomsel Flash, lumayan dapet UMTS/3G. Tapi sama, kadang-kadang bengongnya.
Modal terakhir, pakai simcard AXIS. Mumpung masih gratis 100MB per bulan. Masuk ke node B, tapi kok sama ya, bengong juga.
Aneh juga, di kampung yang BTSnya jarang ada yang pake internet, tapi modemnya sering ngelamun.
Mungkin sesuai dengan istilahnya sih, di kampung koneksinya yaaa pake internet kampung, dial-up.
Wireless Broadband Internet ternyata cuma untuk orang-orang kota ya.
Di dalam benak saya, di Jakarta yang sudah terlalu banyak akses broadband (Speedy, Fastnet, dan beberapa layanan FO di wilayah elite, Po-In) masih dijejali dengan akses HSDPA yang ada juga sampai (katanya) HSPA atau HSUPA.
Kapan orang kampungan seperti saya betah di kampung ya? kalau di kampung sendiri susah ngecek email.
Libur panjang 20-23 Maret 08 kemarin, sambil bawa mobil sendiri sekalian nge-tes coverage operator 3G di kampung halaman, kota Demak.
Kota Demak berjarak udara 25km dari kota Semarang (di sebelah timurnya), terletak di jalur Pantura buatan Daendels.
Di kota ini, Speedy belum melayani.
Karena gak bisa puasa lama-lama dari GMail, kucoba pakai Huawei E620 (HSDPA PCMCIA) untuk akses internet sekaligus membuktikan seberapa "mobile"-nya para operator 3G kita di kampung.
Pertama-tama, pakai account CBN 3G (via XL), ternyata cuma dapat sinyal 2G (GPRS). Lambat deh. Berarti kalau pake XL aslinya juga sama, GPRS.
Ganti SIM card ke Matrix, koneksi cuma dapat EDGE/GPRS dan banyak bengongnya.
Pakai Telkomsel Flash, lumayan dapet UMTS/3G. Tapi sama, kadang-kadang bengongnya.
Modal terakhir, pakai simcard AXIS. Mumpung masih gratis 100MB per bulan. Masuk ke node B, tapi kok sama ya, bengong juga.
Aneh juga, di kampung yang BTSnya jarang ada yang pake internet, tapi modemnya sering ngelamun.
Mungkin sesuai dengan istilahnya sih, di kampung koneksinya yaaa pake internet kampung, dial-up.
Wireless Broadband Internet ternyata cuma untuk orang-orang kota ya.
Di dalam benak saya, di Jakarta yang sudah terlalu banyak akses broadband (Speedy, Fastnet, dan beberapa layanan FO di wilayah elite, Po-In) masih dijejali dengan akses HSDPA yang ada juga sampai (katanya) HSPA atau HSUPA.
Kapan orang kampungan seperti saya betah di kampung ya? kalau di kampung sendiri susah ngecek email.
Langganan:
Postingan (Atom)